Menulis yang Populis atau Idealis

Bagi para blogger, terkadang sesekali dapat masalah yaitu saaat tidak ada ide untuk menulis atau Blank Ide. Masalah lain yaitu ketika bingung harus menulis apa, menulis yang sesuai dengan tema blog kita atau menulis tentang apa aja yang sebenarnya ga nyambung sama blog kita (hal ini tidak berlaku bagi blog pribadi).

Bagi blog yang punya niche atau tema tertentu, terkadang masalah menulis sesuai dengan tema blog adalah yang utama. Tulisan populis adalah tulisan yang dibuat bedasarkan kebutuhan pembaca sehingga akan banyak berpengaruh terhadap jumlah pengunjung. Sedangkan tulisan yang Idealis adalah tulisan yang dibuat berdasarkan pandangan pribadi tanpa harus memperhatikan tren posting.
Bagi blogger yang mengkomersilkankan blognya, maka dia cendrung untuk menulis hal yang populis, karena pendapatan mereka berdasarkan iklan yang dilihat oleh pengunjung. Tapi terkadang tidak ada salahnya menulis sesuai keinginan hati kita sendiri, anggap aja sebagai variasi dari postingan kita.
Menulis sesuatu yang idealis terkadang sangat dibutuhkan untuk menjelaskan siapa diri kita dan memuaskan keinginan pribadi melalui tulisan. Sekarang tinggal kita saja yang bisa menentukan, mau menulis yang Populis atau Idealis.

Marah, bentuk Setan paling nyata dalam diri manusia

Apakah anda sering marah? Baik kepada teman, saudara, orang tua, bawahan, murid atau bahkan dengan pacar atau istri anda sendiri. Mungkin sebagian besar jawabannya adalah “Ya”. Marah memang adalah sifat manusia yang muncul ketika emosinya memuncak dan kesabarannya habis.
Ketika marah maka kita bisa melihat wajah menjadi merah, mata melotot, urat-urat diwajah terlihat, intonasi meningkat, ucapan kasar dan kadang – kadang ada yang disertai dengan perlakuan kasar seperti pukulan, tendangan atau bahkan amukan. Memang, ketika seseorang marah, dia cendrung jadi agresif dan emosi yang mengontrol dirinya, bukan lagi akal pikiran dan hatinya. Maka sangat wajar jika orang yang sangat marah bersikap seperti orang gila yang tidak punya akal lagi seperti orang yang kesetanan. Oleh karena itu, saya menulis judul tulisan ini “Marah, bentuk Setan paling nyata dalam diri manusia”. Sikap egois sangat menonjol ketika orang sedang marah, orang yang sedang marah hanya memikirkan diri sendiri tanpa tahu perasaan orang lain. Pada saat marah, Setan lah yang menguasai diri manusia, tidak ada kontrol lagi dan dia mungkin saja berbuat apa saja. Jika anda ingin melihat setan, ga usah jauh-jauh ke kuburan atau tepat angker, lihat saja orang yang sedang marah, itulah wujud setan paling nyata dalam diri manusia.
Banyak sekali pemicu kemarahan seperti : ketidakadilan orang tua pada anaknya, orang tua yang marah karena anaknya tidak patuh, pembagian tugas yang tidak merata di tempat kerja, keinginan yang tidak tercapai, ditolak cinta, patah hati, tidak lulus ujian, atau Cuma karena hari yang panas yang semuanya dikarenakan seseorang tidak mampu menyelesaikan suatu masalah dan beban hidup dengan baik.
Marah sebenarnya tidak akan muncul begitu saja jika kita bisa mengontrolnya. Banyak hal yang bisa dilakukan daklam meredam amarah. Orang yang tidak pemarah bukan orang yang tidak pernah marah, tapi orang yang bisa menahan marah dan mengendalikannya.

Cara-cara meredam atau mengendalikan kemarahan:

  1. Membaca Ta'awwudz. Rasulullah bersabda Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A'uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk (H.R. Bukhari Muslim).
  2. Berwudlu. Rasulullah bersabda Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah (H.R. Abud Dawud).
  3. Duduk. Dalam sebuah hadist dikatakanKalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah (H.R. Abu Dawud).
  4. Diam. Dalam sebuah hadist dikatakan Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah (H.R. Ahmad).
  5. Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuahhadist dikatakan Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud). (H.R. Tirmidzi)

Banyak sekali kerugian yang kita alami jika kita marah anatara lain :
  • Rusaknya hubungan baik dengan orang yang kita marahi karena ucapan dan kata-kata kasar yang kita lontarkan pada saat marah bisa menyinggung hati orang.
  • Menambah Musuh. Semakin sering kita marah dengan orang, semakin banyak musuh yang membenci dan siap menghancurkan andq
  • Lelah fisik dan mental, pada saat kita marah otot-otot kita bekerja lebih keras sehingga kit akan mudah lelah dan akan mudah sakit.
  • Jauh dari rezeki, siapa yang mau dekat-dekat dengan orang pemarah, ngga ada mungkin. Semakin sedikit punya teman, artinya semakin sedikit juga rezeki anda.
  • Hubungan yang terpaksa dan semu. Jika anda seorang atasan atau orang tua yang pemarah. Maka kepatuhan bawahan atau anak anda adalah sebuah kepatuhan semu, kepatuhan yang disebabkan karena terpaksa dan takut dimarahi. Akibatnya, jika anda tidak ada, maka mereka akan merasa bebas dan bertingkah laku semaunya. Apakah itu yang dinamakan pemimpin yang berhasil?
Sedikit saran dari saya untuk orang – orang yang terpaksa harus marah yaitu sadarilah ketika anda ingin marah, persiapkanlah diri anda dan kontrol emosi anda. Jangan pernah ucapkan kata-kata kasar dan niatkanlah marah anda tersebut untuk menyadarkan dan mendisiplinkan, bukan untuk menakuti atau bahkan menindas orang yang anda marahi.
Semoga semua kita bisa mengontrol diri dari kemarahan dan bisa menjadi orang yang penyabar.

Sejarah Kain Sasirangan

Kain sasirangan adalah sejenis kain yang diberi gambar dengan corak dan warna tertentu yang sudah dipolakan secara tradisional menurut citarasa budaya yang khas etnis Banjar di Kalsel.
Secara etimologis istilah Sasirangan bukanlah kata benda sebagaimana yang dikesankan oleh pengertian di atas, tapi adalah kata kerja. Sa artinya satu dan sirang artinya jelujur. Ini berarti sasirangan artinya dibuat menjadi satu jelujur.
Kain sasirangan memang identik dengan kain yang diberi gambar dengan corak warna-warm berbentuk garis-garis jelujur yang memanjang dari bawah ke atas (vertikal). Sungguhpun demikian, istilah sasirangan sudah disepakati secara social budaya (arbitrer) kepada benda berbentuk kain (kata benda).
Pada mulanya kain sasirangan disebut kain langgundi, yakni kain tenun berwana kuning. Ketika Empu Jatmika berkuasa sebagai raja di Kerajaan Negara Dipa pada tahun 1355-1362. Kain langgundi merupakan kain yang digunakan secara luas sebagai bahan untuk membuat busana harian oleh segenap warga negara Kerajaan Negara Dipa.
Hikayat Banjar memaparkan secara tersirat bahwa di kawasan yang sekarang ini dikenal sebagai pusat kota Amuntai banyak berdiam para pengrajin kain langgundi. Keterampilan membuat kain langgundi ketika itu tidak hanya dikuasai oleh para wanita yang sudah tua saja, tetapi juga dikuasai oleh para wanita yang masih gadis belia. Paparan ini menyiratkan bahwa kain langgundi ketika itu memiliki pangsa pasar yang besar. Jika tidak, maka sudah barang tentu tidak bakal banyak warga negara Kerajaan Negara Dipa yang menekuninya sebagai pekerjaan utama.
Bukti bahwa di kota Amuntai ketika itu banyak berdiam para pembuat kain langgundi adalah paparan tentang keberhasilan Lambung Mangkurat memenuhi permintaan Putri Junjung Buih sebagai syarat kesediaannya untuk dijadikan raja putri di Kerajaan Negara Dipa.
Menurut Hikayat Banjar, Putri Junjung Buih ketika itu meminta Lambung Mangkurat membuatkan sebuah mahligai megah yang harus selesai dikerjakan dalam tempo satu hari oleh 40 orang tukang pria yang masih bujangan. Selain itu, Putri Junjung Buih juga meminta Lambung Mangkurat membuatkan sehelai kain langgundi yang selesai ditenun dan dihiasi dalam tempo satu hari oleh 40 orang wanita yang masih perawan.
Semua permintaan Putri Junjung Buih itu dapat clipenuhi dengan mudah oleh Lambung Mangkurat. Paparan ini menyiratkan bahwa di kota Amuntai ketika itu banyak berdiam para tukang pria yang masih bujang, dan para penenun wanita yang masih perawan. Jika tidak, maka sudah barang tentu Lambung Mangkurat tidak akan mampu memenuhi semua permintaan Putri Junjung Buih.
Pada hari yang telah disepakati, naiklah Putri Junjung Buih ke alam manusia meninggalkan tempat persemayamannya selama ini yang terletak di dasar Sungai Tabalong. Ketika itulah warga negara Kerajaan Negara Dipa melihat Putri Junjung Buih tampil dengan anggunnya. Pakaian kebesaran yang dikenakannya ketika itu tidak lain adalah kain langgundi warna kuning basil tenuman 40 orang penenun wanita yang masih perawan (Ras, 1968 : Baris 725-735, Hikajat Bandjar)
Merujuk kepada paparan yang ada di dalam Hikayat Banjar (selesai ditulis tahun 1635), kain langgundi sebagai cikal bakal kain sasirangan sudah dikenal orang sejak tahun 1365 M. Namun, sudah barang tentu kain langgundi yang dibuat pada kurun-kurun waktu dimaksud sudah tidak mungkin ditemukan lagi artefaknya.
Menurut laporan Wulan (2006), kain sasirangan yang paling tua berusia sekitar 300 tahun. Kain sasirangan ini dimiliki oleh Ibu Ida Fitriah Kusuma, salah seorang warga kota Banjarmasin (Tulah Mata Picak Tangan Tengkong, SKH Mata Banua Banjarmasin, Senin, 13 November 2006, hal 1 bersambung ke hal 13).
Konon, sejak Putri Junjung Buih mengenakan kain langgundi, maka sejak itu pula, warga negara Kerajaan Negara Dipa tidak berani lagi mengenakan kain langgundi. Mereka khawatir akan kualat karena terkena tulah Putri Junjung Buih yang sejak itu menjadi raja putri junjungan mereka. Akibatnya, para pengrajin kain langgundi tidak lagi membuatnya, karena pangsa pasarnya memang sudah tidak ada lagi.
Meskipun demikian, kain langgundi ternyata tidaklah punah sama sekali. Beberapa orang warga negara Kerajaan Negara Dipa masih tetap membuatnya. Kali ini kain langgundi dibuat bukan untuk dijadikan sebagai bahan pembuat busana harian, tetapi sebagai bahan pembuat busana khusus bagi mereka yang mengidap penyakit pingitan. Penyakit pingitan adalah penyakit yang diyakini sebagai penyakit yang berasal dari ulah para arwah leluhur yang linggal di alam roh (alam barzah).
Menurut keyakinan yang sudah berurat berakar di kalangan etnis Banjar di Kalsel, konon para arwah leluhur itu secara berkala akan menuntut anak, cucu, buyut, intah, piat keturunannya untuk mengenakan kain langgundi. Begitulah, setiap satu, tiga, lima, dan tujuh tahun anak, cucu, buyut, intah, piat keturunannya akan jatuh sakit akibat terkena penyakit pingitan. Tidak ada obat lain yang dapat menyembuhkannya dari penyakit pingitan itu kecuati mengenakan kain langgundi.
Kain langgundi yang di pergunakan sebagai sarana pelengkap dalam terapi pengobatan alternatif itu dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluan, seperti sarung (tapih bahalai), bebat (babat), selendang (kakamban), dan ikat kepala (laung). Corak dan warna gambar kain langgundi sangatlah beragam (tidak melulu bercorak getas dan berwarna dasar kuning saja), karena setiap jenis penyakit pingitan menuntut adanya kain langgundi dengan corak dan warna gambar tertentu yang saling berbeda-beda. Sejak dipergunakan sebagai sarana pelengkap dalam terapi pengobatan alternatif inilah kain langgundi lebih dikenal sebagai kain sasirangan. Nama ini berkaitan dengan cara pembuatan, yakni disirang (kain yang dijelujur dengan cara dijahit kemudian dicelup ke dalam zat pewarna).
Ketika masih bernama kain langgundi, kain sasirangan difungsikan sebagai kain untuk busana semua lapisan masyarakat di Kerajaan Negara Dipa, bahkan mungkin sejak zaman keemasan Kerajaan Nan Sarunai sebelum ditaklukkan oleh Empu Jatmika pada tahun 1355. Ini berarti fungsi kain sasirangan ketika itu (sebelum tahun 1355) merujuk kepada fungsi umum sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan jasmani seluruh warga negara.
Ketika masih bernama kain langgundi, kain sasirangan difungsikan sebagai kain untuk busana semua lapisan masyarakat di Kerajaan Negara Dipa, bahkan mungkin sejak zaman keemasan Kerajaan Nan Sarunai sebelum ditaklukkan oleh Empu Jatmika pada tahun 1355. Ini berarti fungsi kain sasirangan ketika itu (sebelum tahun 1355) merujuk kepada fungsi umum sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan jasmani seluruh warga negara.
Setelah Putri Junjung Buih, kemudian Pangeran Surianata, dan anak, cucu, buyut, intah, piat keturunannya berkuasa di Kerajaan Negara Dipa, kain langgundi hanya boleh dikenakan sebagai busana kebesaran para bangsawan kerajaaan. Rakyat jelata tidak berani mengenakannya sebagai busana harian karena, takut terkena tulah. Ini berarti fungsi kain sasirangan ketika, itu (sesudah tahun 1335) merujuk kepada fungsi khusus sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan jasmani bagi para bangsawan kerajaan saja.
Fauzi (1993), memperkirakan sejak abad ke 14-15 kain sasirangan berubah menjadi kain yang dikeramatkan dan kain Pamintaan, yakni kain yang hanya dibuat berdasarkan permintaan anak, cucu, buyut, intah piat para bangsawan pengidap penyakit pingitan. Konon, diyakini tidak ada obat lain yang mujarab bagi para pengidap penyakit pingitan ini selain dari pada mengenakan kain sasirangan di kepala (ikat kepala, selendang), di perut (bebat), atau bahkan menjadikannya sebagai selimut fidur (sarong).
Menurut penuturan nenek Jumantan (72 tahun), seorang juru sembuh terkenal di kota Banjarmasin, para pasien penyakit pingitan yang datang berobat kepadanya tidak lain adalah orang-orang yang masih mempunyai hubungan pertalian darah dengan nenek moyang mereka yang dulu tinggal di Amuntai, Alabio, Kalua, dan Margasari (Wulan, 2006).
Patut diduga, nenek moyang para pasien nenek Jumantan tersebut tidak lain adalah anak, cucu, buyut, intah, piat dari 40 orang wanita perawan yang dulu berjasa membantu Lambung Mangkurat membuatkan kain langgundi yang diminta oleh Putri Junjung Buih. Ini berarti fungsi kain sasirangan sudah bergeser.
Perbedaan asal-usul geneologis nenek moyang antara anak, cucu, keturunan bangsawan berdarah biro menuntut perlakuan yang berbeda dalam hal proses penyembuhan. Proses penyembuhan penyakit yang dideritanya, keturunan rakyat jelata dapat dilakukan dengan cara-cara yang sederhana. Sekadar meminum air putih yang sudah diberi mantra-mantra atau doa-doa oleh para juru

sembuhnya.
Sementara proses penyem¬buhan penyakit yang diderita oleh keturunan bangsawan sudah mengalami perumitan yang sedemikian rupa. Proses penyembuhan penyakit yang mereka derita harus dilengkapi dengan terapi mengenakan kain sasirangan yang harganya relatif mahal .
Paparan ini merupakan petunjuk bahwa kain sasirangan pada zaman dahulu kala pernah menjadi simbol status sosial di kalangan etnis Banjar di Kalsel. Kasus semacam ini masih terjadi hingga sekarang ini.
Rakyat jelata yang hidupnya miskin hanya diberi fasilitas pengobatan setara dengan dana yang tersedia dalam program asuransi kesehatan bagi rakyat miskin. Sementara itu para pejabat bahkan para mantan pejabat diberi fasilitas pengobatan yang terbilang istimewa dan dirawat di rumah sakit berkelas dengan dana ditanggung negara.
Menurut keterangan nenek Antung Kacit, siapa saja yang nenek moyangnya bukan keturunan bangsawan atau bukan keturunan pembuat kain sasirangan, akan kualat karena terkena tulah yang sangat menakutkan, yakni ninta picak tangan tengkong (bahasa Banjar, arfinya mata buta dan tangan coati rasa karena terkena stroke).
Tahun 1981, Ida Fitriah Kusuma dan kawan-kawan datang bertandang ke rumah nenek Antung Kacil, seorang juru sembuh yang menjadikan kain sasirangan sebagai sarana pelengkap terapi pengobatannya. Mereka meminta kesediaan nenek Antung Kacil mengajarkan kiat-kiat membuat kain sasirangan.
Pada mulanya Antung Kacil tidak bersedia. la khawatir Ida Fitriah Kusuma dan kawan-kawan terkena tulah mata picak tangan tengkong, karena telah berani belajar membuat kain sasirangan secara tanpa hak sesuai dengan yang disyaratkan sejak zaman dahulu kala.
Tanpa maksud menantang bahaya, Ida Fitriah Kusuma dan kawan-kawan menyatakan siap, menanggung tulah itu. Mereka yakin tidak akan kualatkerkena tulah itu karena tujuan mereka belajar membuat kain sasirangan kepada. Antung Kacil semata-mata didasari dengan niat tulus, yakni ikut melestarikan salah satu kekayaan budaya milik bersama, etnis Banjar yang terancam punch. Akhirnya, hati Antung Kacil luluh juga.
Pada, tanggal 24 Juli 1982, Ida Fitriah Kusuma sudah berani mengajarkan ilmu yang barn dikuasainya kepada ibu-ibu warga kota Banjarmasin yang berminat. Selepas pelatihan itu, yakni tanggal 10 Agustus 1982, mereka membentuk Kelompok Kerja Pembuat Kain sasirangan Banawati (Wulan, 2006).
Kain sasirangan produksi mereka mulai diperkenatkan kepada khalayak ramai pada tanggal 27 Desember 1982. Ketika itu mereka menggelar peragaan busana kain sasirangan di Hotel Febiola Banjarmasin. Sambutannya sungguh luar biasa. Sejak itu kain sasirangan mulai dikenal lugs oleh segenap anggota masyarakat di Kalsel.
Bak gayung bersambut, kata berjawab, Gubernur Kalsel Ir HM Said kemudian mengeluarkan kebijakan mewajibkan para PNS mengenakan baju berbahan kain sasirangan pada setiap hari Jumat (1985). Tidak hanya itu, para calon jemaah haji Kalsel juga, diwajibkan mengenakan baju berbahan kain sasirangan pada scat upacara pelepasan keberangkatan mereka di Aula Asrama Haji Lanclasan Ulin Banjarbaru.
Tahun 1987, kain sasirangan dipamerkan di Departemen Perindustrian Jakarta. Pihak pemerintah daerah berinisiatif memberikan cinderamata kain sasirangan berkuahtas istimewa kepada para pejabat tinggi sipil dan militer yang berkunjung ke daerah kalsel.
Sejak tahun 1985 fungsi kain sasirangan sudah kembali menjadi kain yang berfungsi umum sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan jasmani seluruh warga negara sebagaimana yang dulu berlaku sebelum tahun 1355. Tidak lagi berfungsi khusus sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan rohani para pengidap penyakit pingitan.

Penulis : Tajuddin Noor Ganie, M.Pd.
dimuat oleh Harian Sinar Kalimantan Pada tanggal 4 -5 Februari 2008

Listrik, Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi

Mungkin sebagian besar kita sering kesal dengan seringnya mati lampu alias byar pet. Belum lagi kualitas air yang kadang-kadang keruh atau macet. Atau mungkin anda sering kesal antri berjam-jam di SPBU untuk mengisi bensin sepeda motor anda. Itulah fenomena yang jamak dinegeri kita Indonesia tercinta. Dalam posting kali ini saya akan coba mengemukakan opini saya tentang masalah klasik bangsa kita yaitu LISTRIK.

Listrik adalah energi terpenting dalam pembangunan, hampir semua fasilitas yang kita gunakan menggunakan listrik sebagai energi. Contoh paling dekat ialah komputer, saat ini hampir semua kantor, sekolah, industri, instansi pemerintah sudah memakai komputer sebagai alat operasional sehari-hari. Bayangkan saja jika terjadi pemadaman disuatu wilayah perkantoran terjadi pemadaman, tentu saja operasional bisa terganggu. Walaupun saat ini banyak alternatif sumber listrik selain PLN seperti genset ketika pemadaman berlangsung, tetap saja biaya yang dikeluarkan bisa merugikan pelanggan yang menggunakan jasa PLN.
Saat ini saja, kita-kita yang tinggal di Banjarmasin, tidak bisa melakukan pemasangan baru listrik dari PLN dirumah anda. Baru pada tahun 2009 atau 2010 hal tersebut bisa dilakukan. Kalaupun bisa, hanya pihak-pihak yang punya koneksi dan bisa memabyar mahal oknum PLN saja yang mampu melakukan pasang baru instalasi listrik PLN dirumah.
Bagi anda yang sering ke Duta Mall, pasti sering merasakan dampak kurangnya listrik ini ketika berada di Gramedia, AC dan lampu sebagian dimatikan ketika ada pengurangan daya listrik, akibatnya pengunjung merasa gerah dan tidak nyaman berada dan cepat-cepat ingin keluar. Itu contoh paling nyata, yang terjadi pada saat tidak ada pemadaman bergilir. Mall termegah dan terbesar di Kalimantan Selatan mengalami kekurangan pasokan listrik dari PLN. Bagaimana orang mau menanamkan investasinya di Banjarmasin, untuk menyediakan listrik saja PLN masih belum mampu. Hal tersebut tentunya sangat menghambat pertumbuhan ekonomi didaerah.
Memang ini adalah sebuah Ironi, PLN yang memonopoli Listrik di Indonesia selama lebih dari 60 tahun. Sampai saat ini masih belum mampu memenuhi kebutuhan energi listrik negeri ini. Padahal dengan umur setua itu, mereka seharusnya mampu mengatur manajemen yang baik dan meningkatkan teknologi secara berkala. Jangan terus-terusan mengatakan rugi dan rugi. Padahal uang yang diinvestasikan di PLN adalah uang rakyat.
Adapun solusi yang bisa dilakukan oleh Pemerintah dan PLN adalah :
  1. Memperbaharui SDM manajemen PLN yang berorientasi layanan yang baik kepada masyarakat.
  2. Menambah Pembangkit-pembangkit listrik baru dan Merekontruksi Pembangkit lama yang sudah harus diremajakan.
  3. Melakukan kerjasama yang NYATA dengan negara-negara yang mempunyai teknologi maju dalam bidang kelistrikan.
  4. Melakukan perencanaan yang matang dalam menghitung jumlah daya listrik yang harus disediakan dengan daya listrik yang ada.
  5. Melakukan efesiensi terhadap anggaran dengan audit independen
Semoga krisis listrik dinegara kita ini bisa cepat diatasi dan investasi dinegara kita bisa meningkat. Sekian dulu opini dari saya…

 

Motivasi

Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan bila anda sedang takut, jangan terlalu takut. Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan kesuksesan anda

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil

Anda hanya dekat dengan mereka yang anda sukai. Dan seringkali anda menghindari orang yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah Anda akan mengenal sudut pandang yang baru

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang di idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan

Jangan menolak perubahan hanya karena anda takut kehilangan yang telah dimiliki, karena dengannya anda merendahkan nilai yang bisa anda capai melalui perubahan itu

Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila cara-cara anda baru

Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan. Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong bila sikap anda salah

Orang lanjut usia yang berorientasi pada kesempatan adalah orang muda yang tidak pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi pada keamanan, telah menua sejak muda

Hanya orang takut yang bisa berani, karena keberanian adalah melakukan sesuatu yang ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan punya kesempatan untuk bersikap berani

Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan stress adalah kemampuan memilih pikiran yang tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.

Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan yang kemudian anda dapat

Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku seperti orang yang terus memeras jerami untuk mendapatkan santan

Bila anda belum menemukan pekerjaan yang sesuai dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang yang berbakat

Kita lebih menghormati orang miskin yang berani daripada orang kaya yang penakut. Karena sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa depan yang akan mereka capai

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita ketahui, kapankah kita akan mendapat pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan

Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin. Dengan mencoba sesuatu yang tidak mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik dari yang mungkin anda capai.

Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah.

Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa mengupayakan pelayanan yang terbaik. Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang baik, maka andalah yang akan dicari uang

Waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita mungkin menua dengan berjalanannya waktu, tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus mengubah diri kita sendiri

Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi orang tua yang masih melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan saat muda.

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan

Motivator : Mario Teguh

Total Pageviews

Follower

Popular Posts