Sultan
Abdurrasyid yang pernah menjadi Sultan di Negeri Solok (Sulu) Mindanau Filipina
yang menggantikan kakek beliau yang bernama Datuk Mahareja Malela. Datuk
Maharaja Malela (Maharaja Lela?) mempunyai anak yang bernama Puteri Fatimah
bersuamikan seorang saudagar dari Negeri Magribi yang bernama Sayid Abdullah Al
Qadri Al Idrus Al Habsyi Al Magribi, mempunyai 3 orang anak yang bernama : (1)
Abdurrasyid, (2) Mariang (Maring?), dan (3) Muharram. Setelah mempunyai anak 3
orang tersebut Sayid Abdullah Al Qadri Al Idrus Al Habsyi Al Magribi pulang
kembali ke Negeri Magribi.
Setelah
Maharaja Malela meninggal dunia kedudukan beliau digantikan oleh Abdurrasyid
sebagai cucu pertama. Sebagai umat Islam Sultan Abdurrasyid berkeinginan
menunaikan rukun Islam yang kelima dan niat tersebut dilaksanakan beliau yang
pada waktu itu keberangkatan berhaji ke Mekah menggunakan kapal laut. Namun di
tengah perjalanan kapal yang ditumpangi beliau terkena badai besar, dan setelah
lama terombang ambing di lautan akhirnya terdampar di pinggiran Sungai Barito
yang menjadi bagian wilayah Bandarmasih. Situs
bekas kapal Sultan Abdurrasyid di daerah Lupak Kabupaten Batola masih ada sampai
sekarang.
Di Bandarmasih
(Banjarmasin sekarang) beliau bertemu jodoh dengan seorang wanita bernama Galuh
Noerijah alias Katijah binti penghulu putih Abdurrahman bin Kiai Warja Wijaya. Selama kepergian Sultan
Abdurrasyid ke Mekah telah diamanahkan beliau bahwa untuk sementara kerajaan
diserahkan kepada adik beliau Datuk Mariang yang kemudian menurut kabar dari
keturunan Datuk Mariang inilah yang memerintah di Solok Mindanau Filipina. Sedangkan
saudara beliau Datuk Muharram memancarkan keturunan di Kutai.
Dari perkawinan mendapatkan 4 (bukan 5) orang anak yaitu :
1. ABU BAKAR
2. KHALIFAH MUKSIN
3. GALUH SYARIAH
4. KIAI RANGGA KESUMA
Kiai Rangga Kesuma mempunyai empat turunan a.l :
1. BAYAN AJI
2. RADEN RONGGO
3. KIAI MUSA
4. KIAI PANJANG
BAYAN AJI mempunyai keturunan berjumlah 7 (tujuh) yaitu :
1. HM NORMAS
2. UNG DIBAB (M JAFRI)
3. GALUH RAHMAH
4. GALUH AMNAH (AMINAH)
5. H. HAMID
6. HM SAID (CORONG) (DATU M. SAID PANDAN SARI LUPAK KAB. BATOLA) Tahun 1800 M s/d 1905 M
7. RONGGO ABDURRAHMAN (RONGGO SOERIA KASOEMA)
Tidak banyak cerita mengenai
Ronggo Soeria Kasoema. Namun menurut berita dari surat kabar terbitan Semarang
De Locomotief tanggal 19 Mei 1877 disebutkan bahwa Toemenggoeng Soeria Kasoema
boleh memakai gelar Radhen karena telah diangkat menjadi Ronggo van de
afdeeling Bandjermassin. Juga pada tahun 1885 Eisenberger menemukan naskah UUSA (Undang-undang
Sultan Adam) yang disimpan dalam arsip Kantor Residen Banjarmasin yang ditulis
oleh Tumenggung Soeri Ronggo (Tomenggong Ronggo Soeria Kasoema) tahun 1885.
Sumber : MASYARAKAT PEDULI SITUS BERSEJARAH MAKAM TOMENGGONG RONGGO SOERIA KASOEMA