Saat ini kita sedang memasuki bulan yang penuh berkah yaitu Bulan Ramadhan. Benyak ibadah yang bisa kita lakukan selama bulan ini, dan dengan alasan untuk menjaga kekhusyukan dan ketenangan dalam beribadah bagi anak sekolah, dibeberapa daerah ada Pihak Pemda yang meliburkan. Kebijakan dari setiap pemerintah daerah memang berbeda-beda, ada yang meliburkan sebulan penuh, ada yang meliburkan cuma seminggu diawal dan akhir Ramadhan.
Sebagai sebuah kebijakan, Libur sekolah disaat Ramadhan tentunya akan berdampak positif dan negatif. Menurut analisa saya libur, dampak positif libur sekolah disaat Ramadhan antara lain :
1. Memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi guru dan siswa untuk memperbanyak ibadah di bulan suci ini.
2. Membuat siswa lebih konsentrasi dalam berpuasa karena tidak harus direpotkan dengan rutinitas sekolah
3. Memberi waktu kepada siswa untuk mempelajari ilmu agama lebih dalam melalui kegiatan majelis ta’lim, pesantren kilat, ceramah agama dan lain-lain.
4. Salah satu waktu yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga dan mempererat tali silaturrahmi.
Tetapi hal diatas hanya berlaku bagi siswa – siswi yang punya pengetahuan agama yang cukup, yang menganggap Bulan ini bulan yang suci dan perlu diisi dengan ibadah sebanyak-banyaknya. Berbeda dengan siswa – siswi yang keimanannya masih rendah dan ilmu agamanya kurang, bulan puasa malah jadi bulan liburan saja. Berikut ini analisa saya mengenai dampak negatif liburan Ramadhan :
1. Jadi ajang untuk hura-hura. Hal ini bisa kita lihat setelah sholat subuh, bukannya berzikir di mushalla, malah jalan – jalan sambil ngecengin lawan jenis. Untuk meramaikan suasana, kadang mereka juga menggunakan petasan sehingga menggangu lingkungan sekitar.
2. Memberikan waktu yang lebih leluasa untuk pacaran. Bagi muda-mudi yang sedang kasmaran, bulan puasa bukan hal yang membatasi mereka untuk pacaran. Bakhan dengan liburan sekolah, mereka jadi lebih banyak waktu untuk berduaan. Banyak alasan yang bisa dibuat untuk bisa pergi, bisa dengan alasan tarawih atau sholat bareng, bahkan pesantren kilat pun bisa dijadikan waktu untuk bertemu.
3. Bagi siswa/siswi yang tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik, liburan puasa Cuma akan berakhir dengan kegiatan sia-sia seperti kumpul-kumpul dengan teman-teman yang tidak jarang akan membawa mereka melakukan hal-hal yang sia-sia, bahkan lebih parah ada yang punya ide “buka bersama” padahal belum waktunya.
Solusi :
Sebaiknya sekolah tetap beroperasi selama bulan puasa, namun porsi untuk pelajaran umum hanya 50%, sisanya diisi dengan ibadah bersama dan pelajaran agama. Liburan hanya diberikan seminggu sebelum dan sesudah hari raya. Guru – guru juga harus bijaksana dalam memberikan tugas rumah atau PR kepada siswa, jangan sampai tugas – tugas itu malah memberatkan siswa dan menghalangi siswa konsentrasi dengan ibadahnya.
Mungkin itu dulu postingan dari saya, kalau ada yang ga setuju silahkan komen aja ya!
sumber photo :http://trendy.rasyid.net
1. Memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi guru dan siswa untuk memperbanyak ibadah di bulan suci ini.
2. Membuat siswa lebih konsentrasi dalam berpuasa karena tidak harus direpotkan dengan rutinitas sekolah
3. Memberi waktu kepada siswa untuk mempelajari ilmu agama lebih dalam melalui kegiatan majelis ta’lim, pesantren kilat, ceramah agama dan lain-lain.
4. Salah satu waktu yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga dan mempererat tali silaturrahmi.
Tetapi hal diatas hanya berlaku bagi siswa – siswi yang punya pengetahuan agama yang cukup, yang menganggap Bulan ini bulan yang suci dan perlu diisi dengan ibadah sebanyak-banyaknya. Berbeda dengan siswa – siswi yang keimanannya masih rendah dan ilmu agamanya kurang, bulan puasa malah jadi bulan liburan saja. Berikut ini analisa saya mengenai dampak negatif liburan Ramadhan :
1. Jadi ajang untuk hura-hura. Hal ini bisa kita lihat setelah sholat subuh, bukannya berzikir di mushalla, malah jalan – jalan sambil ngecengin lawan jenis. Untuk meramaikan suasana, kadang mereka juga menggunakan petasan sehingga menggangu lingkungan sekitar.
2. Memberikan waktu yang lebih leluasa untuk pacaran. Bagi muda-mudi yang sedang kasmaran, bulan puasa bukan hal yang membatasi mereka untuk pacaran. Bakhan dengan liburan sekolah, mereka jadi lebih banyak waktu untuk berduaan. Banyak alasan yang bisa dibuat untuk bisa pergi, bisa dengan alasan tarawih atau sholat bareng, bahkan pesantren kilat pun bisa dijadikan waktu untuk bertemu.
3. Bagi siswa/siswi yang tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik, liburan puasa Cuma akan berakhir dengan kegiatan sia-sia seperti kumpul-kumpul dengan teman-teman yang tidak jarang akan membawa mereka melakukan hal-hal yang sia-sia, bahkan lebih parah ada yang punya ide “buka bersama” padahal belum waktunya.
Solusi :
Sebaiknya sekolah tetap beroperasi selama bulan puasa, namun porsi untuk pelajaran umum hanya 50%, sisanya diisi dengan ibadah bersama dan pelajaran agama. Liburan hanya diberikan seminggu sebelum dan sesudah hari raya. Guru – guru juga harus bijaksana dalam memberikan tugas rumah atau PR kepada siswa, jangan sampai tugas – tugas itu malah memberatkan siswa dan menghalangi siswa konsentrasi dengan ibadahnya.
Mungkin itu dulu postingan dari saya, kalau ada yang ga setuju silahkan komen aja ya!
sumber photo :http://trendy.rasyid.net
wah bener banget tuh,
biar anak bisa konsen penuh ke bulan puasa
liburan puasa bisa dimanfaatkan untuk mempererat tali persaudaraan dengan saudara yang jauh bisa mengahabiskan waktu bersama,..