Pada pagi hari senin tanggal 28 Maret 2011, saya menonton berita di Seputar Indonesia Pagi RCTI yang mewartakan tentang punahnya pasar terapung yang ada di Palembang. Pasar terapung yang katanya dulu pernah mewarnai kehidupan sungai Musi di Pelembang ini telah hilang oleh perkembangan zaman. Cuma tersisa warung makan terapung yang berjejer dipinggiran sungai Musi. Dalam wawancara dengan warga setempat, warga palembang juga merasa lebih nyaman belanja di darat ketimbang di Sungai.
Melihat hal tersebut, saya rasa hal yang sama juga bisa terjadi di Pasar Terapung di Muara Kuin. Indikasinya sudah terlihat sekarang, dimana tidak banyak lagi pedagang yang berjualan di Pasar Terapung. Para wisatawan pun mungkin kecewa ketika berkunjung ke sana dan mendapati sedikitnya pedagang di pasar terapung.
Sedikitnya pedagang, tentunya sedikit pula jenis barang yang diperdagangkan. Hal ini tentunya akan mempersulit pembeli. Karena pembeli merasa barang yang di jual di sungai tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan, tentunya pembeli akan lebih memilih warung atau pasar-pasar didarat yang lebih lengkap dan dapat mengakomodir kebutuhan mereka.
Tidak menutup kemungkinan, 5 atau 10 tahun lagi Pasar Terapung tinggal kenangan dan hanya sebuah cerita untuk anak cucu kita nanti. Tidak adanya regenerasi pedagang pasar terapung, tentunya akan menjadi faktor kunci punahnya pasar terapung.
Semua pihak tentunya tidak ingin pasar terapung hilang, berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak. Tetapi mungkin hal itu belum cukup, karena tidak ada yang menyentuh hal paling esensial dari adanya pasar terapung itu sendiri. Pedagang pasar terapung akan tetap ada kalau pembelinya tetap ada!.
wew, sayang sekali bila hilang entar nich,