Pada hari selasa tanggal 17 Maret 2009, mungkin adalah hari yang membahagiakan para mahasiswa/i Unlam khususnya yang sudah menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat. Karena pada hari itu adalah hari pelaksanaan Yudisium Sarjana S1/S0 Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat Semester Ganjil 2008/2009. dan kebetulan saya juga menghadiri acara tersebut karena istri saya juga menjadi salah satu yudisiawati.
Awalnya saya mengharapkan acara ini dilangsungkan dengan sederhana dan tidak berbelit-belit. Saya sampai di gedung Serbaguna Unlam sekitar jam 8.45 dan lansung masuk kedalam dan duduk di kursi undangan. Acara baru dimulai jam 9.30 dan dibuka langsung oleh Dekan FE Unlam.
Saya yang sangat mengharapkan acara yang sederhana, langsung Bete ketika acara yudisium di mulai. Pada saat itu yang mendapatkan giliran pertama adalah Program Studi S1 Reguler Manajemen, betapa tercengangnya saya ketika nama mahasiswa disebutkan satu-persatu oleh pembawa acara untuk maju ke depan. Setelah semua terkumpul, Ketua Program studi membacakan Surat Keputusan Yudisium dan membacakan kembali nama mahasiswa berikut NIMnya. Saya tambah kesel lagi ketika Satu persatu nama mahasiswa disebutkan ketika menerima Surat Yudisium dan Kalung. Bayangkan saja, jumlah peserta yang diyudisium pada hari itu sebanyak 235 orang (kalau tidak salah), dan setiap mahasiswa di panggil 3 kali.
Dekan, pembantu dekan, Ketua Jurusan, Ketua Prodi dan karyawan sih enak, duduk didekat AC, jadi mereka enak-enak aja walaupun acaranya lama. tapi bagi para undangan yang sebagian besar adalah orang tua mahasiswa, harus cape berkipas-kipas ria karena pengap dan gerahnya udara didalam gedung itu. Selama 4 jam harus sabar mendengar suara keras dan bising pembawa acara menyebutkan acara demi acara yang membosankan itu. Jadi acara yang seharusnya membahagiakan semua orang, jadi berubah menjadi mengesalkan dan membosankan.
Saya mengerti kalau penyebutan nama dimaksudkan untuk memberikan penghargaan kepada mahasiswa yang diyudisium hari itu. Tapi penyebutan nama dan Nim hingga 3 kali, menurut saya terlalu berlebihan dan buang-buang waktu. Ini sebuah ironi, padahal yang melaksanakan adalah Fakultas Ekonomi yang seharusnya menghargai waktu. Ada peribahasa yang menyatakan Waktu adalah uang. Kalau memang ada aturannya bahwa dalam pelaksanaan yudisium harus seperti itu, kenapa pada saat saya yudisium dulu diFakultas Teknik Unlam, hanya disebutkan nama Pogranm Studi dan mahasiswa langsung berbaris dan menerima pengalungan dan Surat Yudisium tanpa ada penyebutan nama seperti di Fekon.
Terlepas dari semua kejadian diatas, saya ingin mengucapkan selamat kepada Semua Yudisiawan/wati yang telah menyelesaikan kuliahnya di Fekon Unlam, semoga Ilmu yang didaat bisa berguna dan Salam Sukses buat Semuanya
Saya yang sangat mengharapkan acara yang sederhana, langsung Bete ketika acara yudisium di mulai. Pada saat itu yang mendapatkan giliran pertama adalah Program Studi S1 Reguler Manajemen, betapa tercengangnya saya ketika nama mahasiswa disebutkan satu-persatu oleh pembawa acara untuk maju ke depan. Setelah semua terkumpul, Ketua Program studi membacakan Surat Keputusan Yudisium dan membacakan kembali nama mahasiswa berikut NIMnya. Saya tambah kesel lagi ketika Satu persatu nama mahasiswa disebutkan ketika menerima Surat Yudisium dan Kalung. Bayangkan saja, jumlah peserta yang diyudisium pada hari itu sebanyak 235 orang (kalau tidak salah), dan setiap mahasiswa di panggil 3 kali.
Dekan, pembantu dekan, Ketua Jurusan, Ketua Prodi dan karyawan sih enak, duduk didekat AC, jadi mereka enak-enak aja walaupun acaranya lama. tapi bagi para undangan yang sebagian besar adalah orang tua mahasiswa, harus cape berkipas-kipas ria karena pengap dan gerahnya udara didalam gedung itu. Selama 4 jam harus sabar mendengar suara keras dan bising pembawa acara menyebutkan acara demi acara yang membosankan itu. Jadi acara yang seharusnya membahagiakan semua orang, jadi berubah menjadi mengesalkan dan membosankan.
Saya mengerti kalau penyebutan nama dimaksudkan untuk memberikan penghargaan kepada mahasiswa yang diyudisium hari itu. Tapi penyebutan nama dan Nim hingga 3 kali, menurut saya terlalu berlebihan dan buang-buang waktu. Ini sebuah ironi, padahal yang melaksanakan adalah Fakultas Ekonomi yang seharusnya menghargai waktu. Ada peribahasa yang menyatakan Waktu adalah uang. Kalau memang ada aturannya bahwa dalam pelaksanaan yudisium harus seperti itu, kenapa pada saat saya yudisium dulu diFakultas Teknik Unlam, hanya disebutkan nama Pogranm Studi dan mahasiswa langsung berbaris dan menerima pengalungan dan Surat Yudisium tanpa ada penyebutan nama seperti di Fekon.
Terlepas dari semua kejadian diatas, saya ingin mengucapkan selamat kepada Semua Yudisiawan/wati yang telah menyelesaikan kuliahnya di Fekon Unlam, semoga Ilmu yang didaat bisa berguna dan Salam Sukses buat Semuanya
pian umpat mewisuda jua kah
Pak kena mun ria bewisudaan datang lh..... ^_*
Awas mun pian ttda datangg....! *_^
hehehe, sabar ya bos..
lgian acara kayak gitu bisa jadi cuman sekali dalam hidup