Orang Banjar jika ingin melaksanakan ibadah haji melakukan persiapan yang cukup lama. Hal ini karena berhaji adalah rukun Islam terakhir yang sangat penting. Penting karena ibadah haji memerlukan dana besar dan fisik yang kuat serta diiringi mental baja. Jika salah satu unsur tersebut tidak terpenuhi maka seseorang yang akan berhaji dianggap tidak mampu. Jelas bagi Islam tidak diwajibkan.
Orang Banjar sebelum berhaji sudah mengumpulkan uang yang banyak. Mereka rajin menabung dengan berbagai macam cara. Ada dengan cara membeli emas setelah terkumpul uang dari berbagai usaha, ada juga denga cara ikut arisan. Namun tak jarang dengan cara menjual sebagian harta yang ada seperti tanah perkebunan atau persawahan demi pelunasan setoran haji.
Biasanya setelah yakin akan keberangkatan pada tahun yang akan datang, mereka akan belajar manasik haji pada orang yang dianggap Alim tentang haji. Orang ini biasanya benar-benar menguasai tentang bab haji. Dan orang ini sudah mempunyai izin untuk mengajarkan dari tokoh ulama terkenal di Kota Martapura.
Kegiatan belajar tentang haji atau yang dikenal olah orang dengan babul haji biasanya dilaksanakan di tempat guru tersebut. Mereka datang belajar tentang haji tersebut berkelompok. Tetapi adapula gurunya tersebut datang kerumah calon haji. Tentunya jika guru tersebut masih kuat memberikan pengajian.
Metode kegiatan belajar haji ini dipadukan antara teori dan praktik. Belajar teori biasanya diambil dari buku yang sudah sering digunakan. Buku tersebut dikarang oleh seorang Ulama terkenal Martapura yang sudah mengelurkan banyak buku. Ulama tersebut adalah Almukarram Haji Husin Kadri dari Tunggul Irang Martapura saudara dari Almarhun KH Badaruddin.
Ketika kepastian waktu pergi haji sudah didapat orang Banjar biasanya akan melaksanakan acara seremonail tertentu. Acara tersebut adalah selamatan dengan mengundang jiran setempat untuk satu kampung penuh. Mereka diminta untuk membaca solawat Nuriah satu Khatam. Pada kesempatan ini juga calon haji minta ampun dan maaf kepada semua yang hadir pada acara tersebut.
Menjelang keberangkatan haji, pada malamnya biasanya mereka juga melaksanakan salat hajat untuk keselematan ibadah haji. Kegiatan ini tidak mengundang tetangga yang terlalu banyak. Biasanya yang diundang cukup untuk muat rumah calon haji tersebut. Tengah malamnya ada lagi selamat haji yang khusus. Calon haji biasanya disuruh duduk ditengah orang yang ada pada saat itu. Biasanya yang hadir adalah keluarga dekat dan guru yang sudah mengajarkan haji. Setelah dibacakan doa maka calon haji akan ditampung tawari oleh keluarga dekat yang lebih tua. Keluarga ini dari paman ataau bibinya.
Besok harinya menjelang keberangkatan calon haji juga melaksanakan kegiatan selamatan. Cara ini memang unik. Calon haji kemabali duduk pada sebuah sarung yang dibuat lingkaran. Dibelakangnya ada keluarga calon haji yang nantinya bertugas menggantikan tempat duduk haji tersebut.
Setelah acara ritual baca surat Yasin dan lain sebagainya calon haji dan kelurga yang dibelakanya akan memegang secarik kertas secara bersamaan. Tangan calon haji tanpa menoleh kebelakang memegang kertas dari samping badannya sedang yang dibelakang ikut memegang juga . Kertas yang dpegang kedua orang tersebut adalah dua kalimat syahadat. Antara dua kalimat tersebut sebelumnya telah dipotong separuh. Hal ini agar nantinya mudah untuk merobeknya.
Saat waktu berangkat tiba dengan membaca doa tertentu namun pasti dan yakin berdirilah pelan-pelan calon haji sambil merobek potongan kalimat syahadat tersebut. Keluarga pengganti tempat duduk akan duduk sampai kira-kira calon haji tiba di lapangan terbang. Potongan untuk calon haji tentunya dibawa sedangkan potongan untuk pengganti duduk akan di masukkan pada stoples besar yang berisi air doa pada waktu selamatan. Atau ditempel pada stoples tersebut. Orang Banjar berkeyakinan selama dua kalimat syhadat itu tidak terpisah mereka yang berangkatpun tidak akan pisah dengan keluarganya.
Di depan rumah sudah siap tukang azan. Ia akan mengazankan saat calon haji keluar rumah menuju ke mobil. Mobilnya pun sudah disiapkan dengan ciri khas kain sarung membentang menyilang diatas kap mesin atau bagian depan mobil. Kain sarung ini biasanya disebut dengan kain bahalai.
Setelah calon haji meninggaalkan tanah air, setiap malam Jumat keluaarga calon haji akan mengadaakan selamatan. Mereka akan mengundang tetangga dekat dengan jumlahnya sesuai dengan kemampuan mereka. Mereka mengundang untuk solat magrib berjamaah. Setelah Solat magrib biasanyab akan dilaksanakan salat hajat diikuti dengan membaca surat yasin dan salawat Nuriah sekitar sepuluh kali. Setelah itu membaca doa untuk keselamatan haji. Sajian yang disuguhkan selain makan pokok juga kue khas Banjar seperti cinggkaruk, wajik, tape ketan, cincin, cucur, kalkoleh atau dodol.
Dari beberapa acara selamatan di atas yang sangat menarik adalah saat acara selamatan malam wukuf di Arafah. Acara selamatan ini selain acara dan suguhan yang biasa dilaksanakan pada malan Jumat, ditambah dengan acara baca Burdah dan diakhiri dengan suguhan tambahan Ketupat Bangsul.
Apa itu Ketupat Bangsul? Ketupat Bangsul adalah empat puluh jenis atau bentuk ketupat. Bentuknya antara lain selain segi empat ketupat biasa ada segi enam, segi delapan, pesawat terbang, burung dan berbagai jenis bentuk lainnya. Isi ketupat ini terdiri dari beras, santan kelapa dan sedikit garam. Ketupat ini dimakan dengan sayut urap. Sayur urap biasanya terdiri dari sayur-sayuran biasa ditambah dengan parutan kelapa muda yang sudah dibumbui khas urap.
Menjelang kedatangan jemaah Haji, keluarga haji akan sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Persiapan itu adalah pembuatan Kajang Laka. Kajang Laka ini adalah semacam atap dibuat khusus untuk Sang Haji memasuki rumahnya. Kajang Laka ini beratap Kain putih ditopang oleh beberapa bambu. Di bawah kajang laka terurai kain putih lagi.Panjang Kajang Laka ini sesuai dengan jarak antara jalan waktu turun dari mobil sampai pintu rumah. Kajang laka ini dihiasi dengan bunga-bunga barinting khas banjar yang terdiri dari bunga kenanga, melati dan mawar yang digantung di atasnya. Di lantainya di atas kain putih akan diletakkan uang recehan dari logam sepanjang kajang laka tersebut dengan jarak kira-kira setengah meter. Nantinya uang ini akan diperebutkan oleh mereka yang menyambut kedatangannya setelah Sang haji melewati.Di depan kajang laka ada pintu gerbang atau lawang sakiping yang di sina tertulis selamat datang jemaah haji dan doa semoga haji mabrur. Lawang sakiping ini berbentuk kubah mejid.
Di dalam rumah akan dihiasi dengan hiasan dan tulisan layaknya pesta perkawinan.
Saat kedatangan jemaah haji tiba, mereka akan disambut dengan senoman hadrah. Senoman Hadrah adalah seni khas Banjar Islami. Konon bagi mereka yang disambut dengan senoman hadrah ini rasanya sangat berbahagia melebihi ketika senoman hadrah mengiringi sang pengantin.
Ketika Sang haji datang ke perkapungan bersangkutan ia akan ke rumah orang tuanya lebih dalu atau ke kuburnya jika ia sudah meninggal dunia. Ini menandakan bahwa bakti dan syukurnya terhadap orang atas dapat ditunaikannya ibadah haji tersebut.Setelah itu baru kerumahnya. Biasanya orang kampung atau para keluarga akan menyambutnya dengan bertawaf untuk mengambil berkah dari tanah suci.
Sesampainya di dalam rumah akan diadakan lagi acara selamatan. Acara ini selain membaca doa selamat juga sang haji akan ditampung tawari oleh keluarganya seperti sebelum keberangkatan. Menu yang disajikan sedikit berbeda dari biasanya karena ada sepotong kurma walaupin kormanya sudah dibelikan sebelum di pasar setempat.
Akhir dari acara itu tentunya para tamu akan mendengarkan cerita sang haji di tanah suci sambil menikmati oleh-oleh dari tanah suci makkah tersebut. Damikianlah kiranya adat istiadat orang Banjar ketika pergi berhaji.
ditulis oleh : M Agustiannur
dimuat di Harian Radar Banjarmasin Edisi Selasa, 16 Desember 2008
waduh ulun jadi kaingatan waktu handak tulak tahun samalam...mirip banar wan nang pian tulis neh..
Boleh di kasih tau filosofi dari kajang laka?
Bang ada referensinya kah yo bang tentang ini? Soalnya ulun dak melakukan penelitian tentang ini... Bisa bantu lah bang