Pada sore minggu tanggal 19 Juni, ada salah satu headline berita yang menjadi topik hangat di televisi yaitu kasus eksekusi yang dilakukan oleh Ruyati, TKI indonesia yang dieksekusi karena telah melakukan pembunuhan di Arab Saudi.
Berita ini cukup menghebohkan, karena pihak Kementrian Luar Negeri baru mengetahui setelah proses eksekusi sehingga tidak ada pembelaan yang dilakukan oleh pemerintah RI terhadap warga negaranya. Ini membuktikan lemahnya diplomasi dan koordinasi kita di luar negeri. Sampai – sampai kematian seoarang WNI pun pemerintah kita tidak mengetahuinya.
TKI memang jadi sumber devisa bagi negara, tapi devisa tersebut sebanding dengan pembelaan yang dilakukan oleh pemerintah ketika parta TKI tersebut terkena masalah. TKI sayang, TKI malang, mungkin itulah kata yang pantas bagi para pahlawan devisa kita. Seandainya mereka bisa mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak di negeri Indonesia, saya yakin tidak ada yang mau menjadi TKI, tapi kebutuhan hiduplah yang menghadapkan mereka untuk membanting tulang di negeri orang. Menyedihkan sekali, negara yang seharusnya bisa melindungi, ternyata hanya bisa menerima kabar berita kematian warga negaranya.
Semoga para pemimpin negeri ini tidak fokus pada politik pencitraan dalam negeri saja, yang ketika ada sms fitnah langsung buat konferensi pers untuk klarifikasi, sehingga ”melupakan” warganya di luar negeri.
Sumber gambar : http://matanews.com
TKI memang jadi sumber devisa bagi negara, tapi devisa tersebut sebanding dengan pembelaan yang dilakukan oleh pemerintah ketika parta TKI tersebut terkena masalah. TKI sayang, TKI malang, mungkin itulah kata yang pantas bagi para pahlawan devisa kita. Seandainya mereka bisa mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak di negeri Indonesia, saya yakin tidak ada yang mau menjadi TKI, tapi kebutuhan hiduplah yang menghadapkan mereka untuk membanting tulang di negeri orang. Menyedihkan sekali, negara yang seharusnya bisa melindungi, ternyata hanya bisa menerima kabar berita kematian warga negaranya.
Semoga para pemimpin negeri ini tidak fokus pada politik pencitraan dalam negeri saja, yang ketika ada sms fitnah langsung buat konferensi pers untuk klarifikasi, sehingga ”melupakan” warganya di luar negeri.
Sumber gambar : http://matanews.com
Comments :
Post a Comment